• Sun. Dec 7th, 2025
griffin-kecewa-dengan-clippers-atas-perlakuannya-ke-chris-paul

Griffin Kecewa Dengan Clippers Atas Perlakuannya ke Chris Paul. Dunia NBA kembali diramaikan oleh kontroversi di Los Angeles Clippers, setelah keputusan mendadak melepaskan Chris Paul di tengah tur tandang tim. Blake Griffin, mantan bintang Clippers dan rekan setim Paul di era Lob City, tak segan ungkapkan kekecewaannya atas penanganan organisasi terhadap legenda berusia 40 tahun itu. Dalam penampilan di acara pra-pertandingan Amazon Prime pada Jumat, 5 Desember 2025, Griffin sebut dirinya “terkejut dan kecewa” dengan kurangnya komunikasi dari pelatih Ty Lue dan pemilik Steve Ballmer terhadap Paul. Keputusan ini datang saat Paul, yang re-sign musim panas lalu dengan harapan akhiri karir di LA, malah dikirim pulang di tengah malam tanpa perpisahan layak. Bagi Griffin, ini pukulan bagi warisan Clippers yang dibangun Paul sejak 2011. Insiden ini picu diskusi luas, terutama saat Paul, yang umumkan pensiun akhir musim ini, kini ragu lanjutkan karir. MAKNA LAGU

Pernyataan Griffin yang Tegas: Griffin Kecewa Dengan Clippers Atas Perlakuannya ke Chris Paul

Blake Griffin tak buang waktu untuk bela mantan rekan. “Saya kecewa untuk Chris Paul, tapi saya kecewa dengan organisasi Clippers,” katanya tegas di depan kamera. Ia soroti momen re-sign Paul musim panas: “Ini seharusnya momennya, kembali ke LA untuk satu kesempatan terakhir. Tapi dia tak bisa akhiri karir dengan hormat dari franchise yang ia pilih.” Griffin, yang main bersama Paul dari 2011-2017, ingatkan kontribusi Paul: ajari ia dan DeAndre Jordan soal profesionalisme NBA, dari detail kecil hingga ambil setiap laga serius. “Kami tak sempurna, tak juara, tapi kami ciptakan budaya kompetitif. Paul selalu soal menang selama 20 tahun,” tambahnya. Ia sebut dirinya “kehilangan kata-kata” atas penanganan kasar ini, yang buat Paul “terluka” menurut sumber dekat.

Kurangnya Komunikasi dari Manajemen: Griffin Kecewa Dengan Clippers Atas Perlakuannya ke Chris Paul

Yang paling bikin Griffin kesal adalah absennya komunikasi. “Alasan utama kekecewaan saya adalah apa yang dikatakan Paul: tak ada komunikasi dengan Ty Lue, bahkan tak ada dengan Steve Ballmer,” ungkapnya. Paul, yang bentrok dengan Lue soal rotasi dan strategi, tak bicara dengan pelatih selama berminggu-minggu sebelum dilepas. Griffin, yang hubungi Paul berturut-turut sejak Rabu, konfirmasi tak ada kontak dari pemilik kaya raya itu—hanya GM Lawrence Frank yang beri tahu. “Anda bisa bangun arena baru, datang ke laga dengan energi tinggi, tapi organisasi dibangun atas rasa hormat dan perlakuan terhadap orang,” tegas Griffin. Ia khusus soroti Ballmer, yang biasa dipuji atas investasi, tapi kini kena kritik karena tak hormati ikon franchise. Laporan bilang Paul “dighost” sepenuhnya, yang bikin situasi lebih buruk di musim di mana Clippers tertatih dengan rekor 9-14.

Warisan Chris Paul di Clippers

Chris Paul datang ke Clippers pada 2011 sebagai trade besar, ubah tim “joke” jadi kontender Lob City. Bersama Griffin dan Jordan, ia bawa lima musim 50 kemenangan, meski tak lewati semifinal Barat. Paul ajari Griffin soal leadership: “Dia bawa budaya menang saat kami pemula.” Re-sign Paul musim panas lalu, dengan kontrak satu tahun, seharusnya jadi penutup manis—kembali ke LA, dekat keluarga, dan pensiun di rumah. Tapi, bentrokan dengan Lue soal menit bermain dan peran veteran bikin ia marginalisasi. Griffin sebut ini “sangat mengecewakan” bagi Paul yang selalu prioritaskan tim. Kini, Paul diam soal media, tapi sumber bilang ia “masih terluka” dan ragu main lagi—mungkin gabung contender lain sebelum pensiun. Ini tambah daftar panjang Clippers yang buruk tangani bintang, mirip kasus Griffin yang ditrading 2018 meski baru re-sign.

Dampak bagi Clippers dan NBA

Kritik Griffin picu gelombang reaksi di NBA. Fans dan analis sebut ini bukti Clippers belum lepas bayang masa lalu: dari skandal Aspiration hingga penanganan buruk ikon. Ballmer, yang beli tim 2014 seharga 2 miliar dolar, kini kena sorotan—reputasinya terpukul meski investasi arena baru. Lue, yang bentrok dengan Paul soal “valid callouts,” kini hadapi tekanan lebih besar di skuad pincang tanpa Kawhi Leonard. Bagi Paul, ini bisa jadi akhir karir prematur; ia umumkan pensiun November, tapi kini “belum siap” katanya lewat teks ke analis. Griffin, kini analis Amazon, beri perspektif unik: “Paul bikin Ballmer miliaran dolar—ia legitimasi franchise yang nol selama 30 tahun.” Dampaknya, diskusi soal hormat veteran naik, terutama di era di mana pemain seperti Paul (12 kali All-Star) layak akhiri karir hormat.

Kesimpulan

Kekecewaan Blake Griffin atas penanganan Clippers terhadap Chris Paul jadi pengingat pahit soal loyalitas di NBA. Dari kurangnya komunikasi Ballmer-Lue hingga warisan Lob City yang terlupakan, ini cerita sedih bagi Paul yang pantas pensiun megah. Griffin, dengan pujian tulusnya, bela sahabat lama dan kritik organisasi yang gagal hormati fondasinya. Bagi Clippers, yang haus gelar sejak 1970, insiden ini alarm: tanpa rasa hormat, tak ada dinasti. Paul mungkin temukan akhir bahagia di tempat lain, tapi luka ini bakal lama. Di musim dingin NBA, cerita ini tunjukkan sepak bola tak selalu soal skor—tapi soal manusia di baliknya. Harapannya, Paul bangkit, dan Clippers belajar dari kesalahan.

BACA SELENGKAPNYA DI…

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *