• Fri. Nov 14th, 2025
julius-randle-dibuat-susah-oleh-austin-reaves

Julius Randle Dibuat Susah Oleh Austin Reaves. Drama akhir pekan NBA 2025/26 mencapai puncak saat Los Angeles Lakers merebut kemenangan tipis 116-115 atas Minnesota Timberwolves pada 29 Oktober di Target Center, Minneapolis. Momen krusial datang di detik-detik terakhir: Julius Randle, yang memimpin Wolves dengan 33 poin, baru saja bikin timnya unggul 115-114 lewat layup mudah. Tapi Austin Reaves, guard Lakers berusia 27 tahun, langsung balas dengan floater dingin dari tengah paint saat buzzer berbunyi—gol penentu yang bikin Randle dan rekan-rekannya terpaku. Lakers, yang sempat unggul 20 poin di awal, sempat kewalahan tapi comeback heroik Reaves selamatkan malam itu. Pelatih Timberwolves, Chris Finch, akui pasca-laga: “Reaves buat kami susah di akhir.” Bagi Randle, yang baru bergabung dengan Wolves musim panas lalu via trade dari Knicks, ini pukulan telak—performa dominannya tak cukup lawan clutch play Reaves. Di musim yang baru bergulir, duel ini jadi sorotan: bagaimana underdog seperti Reaves bikin bintang seperti Randle kelimpungan di momen krusial. BERITA TERKINI

Performa Gemilang Reaves yang Ubah Arus Laga: Julius Randle Dibuat Susah Oleh Austin Reaves

Austin Reaves tampil seperti veteran berpengalaman sepanjang 42 menit lawan Wolves. Masuk sebagai starter, ia catat 35 poin—career-high—dari 13 tembakan suksis, termasuk empat dari enam three-pointer. Tapi bukan cuma skor; Reaves beri enam rebound, lima assist, dan dua intersep yang cegah Wolves transisi cepat. Di kuarter ketiga, saat Lakers tertinggal 15 poin, Reaves ambil alih dengan serangkaian drive dan pull-up jumper yang bikin bek Wolves, termasuk Randle, kewalahan. Floater penentu itu? Itu puncak dari visi permainannya: ia tolak pass ke LeBron James, pilih iso lawan Jaden McDaniels, dan lepaskan shot dengan sudut sempurna.

Ini bukan kebetulan; Reaves lagi on fire musim ini dengan rata-rata 22 poin dari lima laga, naik dari 13 musim lalu. Cedera Anthony Davis bikin ia ambil beban lebih, dan Reaves respon dengan efisiensi 58 persen true shooting—tertinggi karir. Pelatih JJ Redick puji ia sebagai “pemimpin lapangan,” karena Reaves sering call audible di set play, sesuaikan taktik saat Wolves switch defense. Performa ini ingatkan fans pada Kobe Bryant—Reaves punya mental clutch yang bikin ia tak ragu ambil shot di 10 detik terakhir. Lawan Randle, yang biasa dominasi paint, Reaves eksploitasi kelemahan: ia force Randle keluar dari posisi nyaman, bikin forward Wolves itu kehilangan ritme di akhir laga. Reaves tak cuma scorer; ia playmaker yang buka ruang buat tim, hasilkan plus-minus +12 meski Lakers sempat goyah.

Kesulitan Randle di Duel Langsung dan Dampaknya ke Wolves: Julius Randle Dibuat Susah Oleh Austin Reaves

Julius Randle, all-star tiga kali, biasanya jadi monster di paint—tapi malam itu, ia dibuat susah oleh pertahanan Lakers yang dipimpin Reaves. Randle cetak 33 poin dari 12 tembakan, termasuk 8 dari 14 free throw, plus delapan rebound dan empat assist. Ia dominasi kuarter pertama dengan 15 poin, bikin Wolves unggul 32-25. Tapi saat Reaves mulai panas di babak kedua, Randle kesulitan: ia kehilangan tiga bola di paint karena pressure dari Reaves dan LeBron, dan shooting percentage-nya turun jadi 40 persen di kuarter keempat. Layup penentu unggul 115-114 itu momen brilian—Randle isolasi lawan Jarred Vanderbilt—tapi floater Reaves langsung balas, bikin usahanya sia-sia.

Kesulitan Randle ini bukan baru; musim lalu di Knicks, ia sering struggle lawan guard cepat seperti Reaves. Di Wolves, ia harap duet dengan Rudy Gobert bikin ia lebih efektif, tapi malam itu Gobert absen karena load management, paksa Randle ambil beban lebih. Finch soroti: “Randle beri segalanya, tapi akhir laga kami kurang tajam.” Dampaknya? Wolves turun ke rekor 3-3, selisih tiga poin dari posisi playoff. Randle, dengan kontrak 117 juta dolar hingga 2028, butuh adaptasi cepat—ia akui pasca-laga, “Reaves main bagus, dia buat saya harus kerja lebih keras.” Ini pelajaran buat Wolves: tanpa Gobert, Randle rentan lawan perimeter threat seperti Reaves, yang force ia keluar dari zona nyaman.

Reaksi Pasca-Laga dan Implikasi untuk Musim Depan

Reaksi pasca-laga langsung panas di media sosial. Fans Lakers trending #ReavesRevenge, sementara Wolves supporters debat soal load management Gobert yang bikin Randle overload. LeBron James puji Reaves di locker room: “Itu shot Kobe-esque.” Di sisi Wolves, Randle tunjukkan sportmanship, tweet “GG Lakers, Reaves dapet yang dia mau” dengan emoji api. Analis ESPN sebut duel ini “highlight minggu ini,” karena Reaves (undrafted 2021) bikin Randle (no.7 pick 2014) kelimpungan—bukti evolusi NBA di mana role player bisa ubah narasi.

Implikasinya besar buat kedua tim. Lakers naik ke 4-2, dengan Reaves jadi X-factor di rotasi tipis tanpa Davis. Musim depan, ia bisa rebut starter kalau konsisten, naikkan nilai kontraknya yang habis 2026. Buat Wolves, ini alarm: Randle butuh partner lebih baik di paint, dan Finch rencana sesuaikan lineup untuk lindungi ia dari guard seperti Reaves. Di Barat yang ketat, kekalahan ini tekan Wolves kejar momentum, sementara Lakers dapat dorongan moral jelang lawan Clippers. Duel ini jadi pengingat: di NBA, satu shot bisa ubah segalanya, dan Reaves bukti underdog bisa bikin bintang besar susah.

Kesimpulan

Duel Julius Randle vs Austin Reaves di laga Lakers-Wolves jadi cerita dramatis awal musim 2025/26, di mana floater Reaves bikin forward Wolves itu kelimpungan meski dominasi 33 poinnya. Performa gemilang Reaves yang ubah arus, kesulitan Randle di momen krusial, dan reaksi yang angkat narasi kedua tim tunjukkan betapa tak terduganya NBA. Lakers untung besar dengan clutch hero seperti Reaves, sementara Wolves belajar dari kekalahan ini untuk perkuat rotasi. Musim panjang, tapi malam 29 Oktober ini abadi—Reaves bukan lagi cadangan, dan Randle tahu ia harus lebih siap lawan ancaman seperti itu. Penggemar tunggu rematch; bola basket penuh kejutan, dan cerita ini baru mulai.

 

BACA SELENGKAPNYA DI..

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *