Nikola Jokic Disebutkan Lebih Hebat dari SGA. Debat MVP NBA 2024-25 yang sengit antara Nikola Jokic dan Shai Gilgeous-Alexander (SGA) masih bergema hingga kini, meski SGA resmi angkat trofi pada Mei lalu. Tapi baru-baru ini, suara-suara baru muncul yang angkat Jokic sebagai yang lebih hebat secara keseluruhan—bukan cuma satu musim, tapi legacy. Dalam podcast “The Lowe Post” pada 8 Oktober 2025, Zach Lowe bilang tegas: “Jokic bukan cuma MVP runner-up; ia level di atas SGA sekarang, dengan visi passing yang tak tertandingi.” Ini datang saat kedua tim—Nuggets dan Thunder—siap start musim 2025-26, di mana Jokic sudah raih tiga MVP dan SGA baru satu. Jokic, dengan rata-rata 26,4 poin, 12,4 rebound, 9 re assist musim lalu, tunjukkan dominasi total, sementara SGA impresif 30,1 poin tapi kurang di rebound. Bagi fans, ini bukan akhir debat; ini awal diskusi soal siapa bintang Barat sebenarnya. Apa yang bikin Jokic disebut lebih hebat? Mari kita bedah performa, stats, dan dampaknya. BERITA BASKET
Performa Jokic Musim 2024-25: Dominasi yang Tak Terbantahkan: Nikola Jokic Disebutkan Lebih Hebat dari SGA
Nikola Jokic memasuki musim lalu sebagai favorit MVP bertahan, dan ia hampir ulangi prestasi. Di 79 laga reguler, ia rata-rata 26,4 poin dengan 58,8 persen shooting, 12,4 rebound, dan 9 re assist—triple-double season ketiganya. Nuggets finis 57-25, nomor satu Barat, dengan Jokic pimpin offense rating 120,3, tertinggi di liga. Playoff? Ia bawa tim ke semifinal Barat sebelum kalah dari Thunder, cetak 32 poin, 14 rebound, 10 assist di Game 7—hampir single-handed comeback. Efisiensinya gila: true shooting 65,7 persen, plus 35,9 persen dari 3 poin di 3,4 attempt. Lowe soroti visi passing-nya: 8,5 potential assists per game, ciptakan peluang untuk Jamal Murray dan Aaron Gordon. Di usia 30, Jokic tak cuma scorer; ia playmaker center yang ubah meta NBA—seperti triple-double Aaron Gordon di final 2023. Ini level yang SGA, meski brilian, belum capai di posisi guard.
Performa SGA: Musim Impresif tapi Terbatas di Aspek Lain: Nikola Jokic Disebutkan Lebih Hebat dari SGA
Shai Gilgeous-Alexander tak diragukan sebagai MVP 2024-25—ia pimpin Thunder ke 61 kemenangan, rata-rata 30,1 poin dengan 53,5 persen shooting, 5,5 rebound, 6,2 assist, dan 2,0 steal. Shooting guard ini elite: 38,8 persen dari 3 poin, dan clutch factor-nya tak tertandingi—menang 70 persen game di mana ia cetak 30+ poin. Playoff, SGA bawa Thunder kalahkan Nuggets 4-3, dengan 35 poin rata-rata seri itu, termasuk 42 di Game 7. Thunder finis nomor satu Barat, dan SGA jadi wajah rebuild sukses setelah Kevin Durant era. Tapi kritik muncul: rebound-nya rendah untuk guard (5,5), dan assist 6,2 kalah jauh dari Jokic. SGA kuat di scoring dan defense (1,3 blocks), tapi kurang dimensi—ia tak ciptakan offense seperti Jokic yang 60 persen usage rate Nuggets bergantung padanya. MVP-nya lebih ke team success Thunder, tapi Jokic lakukan hal serupa dengan Nuggets yang kurang depth.
Alasan Jokic Disebut Lebih Hebat: Efisiensi, Legacy, dan Dampak Tim
Zach Lowe dan analis lain seperti Bill Simmons sebut Jokic lebih hebat karena kombinasi langka: efisiensi (PER 31,1 vs SGA 28,4), legacy (tiga MVP vs satu), dan dampak tim. Jokic tak cuma stats; ia ubah game—Nuggets offense naik 10 poin per 100 possession dengannya di lapangan. Di seri playoff lawan Thunder, Jokic rata-rata 29,5 poin, 13 rebound, 8,5 assist meski Nuggets kalah—ia outplay SGA di rebound dan assist. SGA brilian di iso scoring (0,98 PPP tertinggi liga), tapi Jokic unggul di playmaking: 1,15 PPP di pick-and-roll pass. Usia juga faktor: Jokic 30, peak prime; SGA 27, tapi Jokic sudah bawa Nuggets ke final 2023, sesuatu Thunder belum capai. Debat ini mirip LeBron vs Durant—SGA scorer elite, Jokic all-around maestro. GM survey Athletic Mei lalu beri Jokic 45 persen vote “best player Barat”, SGA 35 persen. Ini bukti: MVP satu musim tak definisikan kehebatan; Jokic punya resume lebih tebal.
Kesimpulan
Pernyataan Zach Lowe bahwa Nikola Jokic lebih hebat dari Shai Gilgeous-Alexander adalah opini yang grounded di stats dan legacy—dari dominasi Jokic musim lalu hingga keunggulan efisiensi dan playmaking-nya. SGA pantas MVP 2024-25 dengan scoring mematikan dan sukses Thunder, tapi Jokic level lebih tinggi sebagai center yang ubah permainan. Debat ini bikin NBA seru: Barat penuh bintang, dan musim 2025-26 bakal jadi ajang bukti. Nuggets vs Thunder lagi? Pasti epik. Fans, pilih sisi—tapi satu hal pasti: keduanya bikin liga lebih hebat. Jokic mungkin MVP lagi; SGA, tunjukkan kenapa ia nomor satu.